Kamis, 29 November 2012

supervisi

BAB I
PENDAHULUAN
            Supervisi pendidikan saebagai suatu proses pembimbingan personalia yang menangani proses belajar mengajar mengandun beberapa aspek. Aspek – aspek tersebut ialah pengadan personalia, organisasi, pengembangan profesi atau pembinaan, pelaksanaan dan evaluasi. Masing – masing dari  kelima itu mempunyai cirri tersendiri dengan segala keunggulan dan kelemahannya. Maka disini sangat diperlukan supervisor untuk menangani itu semua dengan kemungkinan hasil lebih mantap dan menggunakan waktu dengan sebaik – baiknya.














BAB II
SUPERVISOR
A.   Pengertian Supervisor
Supervisor adalah seseorang yang bekerja sebagai insperktur atau pengawas.
Supervisor yang baik adalah sepervior yang mampu memainkan perannya sebagai supervisor dengan sebaik- baiknya. Menurt Wils dan Bondi peran supervisor menganlami evolusi selama 135 tahun. Wiles dan bondi menegaskan bahwa pada pertengahan abad 18 sampai dengan abad 19 , supervis pendidikan hanyalah inpeksi. Pada tiga tahun pertma dari abad 20 pendidikan di Amerika bnyak diperngaruhi oleh model- model mangemen industry yang disebut menagemen ilmiah. Pada saat ini pro mangemen lebih ditekan pada hubungan kemanusiaan. Gerakan ini juga mempengaruhi supervise pengajaran,maka pada saat ini yang berlaku adalah supervise kooperatif. Selanjutnya pada tahun 1955 ,supervise adalah pengembangan pengembangan kurikulum, sehingga peran supervisor pada saat ini adalah terfokus pada pengembangan kurikulum sebagi keseluruhan pengalaman belajar. Akhirnya pada pada tahun 1980-an sampai sekarang program supervisi lebih ditakankan pada pengelolaan pengajaran. Di sini peran supervisor adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola pengajaran[1]



B.   POLA – POLA YANG DIBUTUHKAN SEORANG YANG AKAN SUPERVISOR
      Calon supervisor adalah calon mahasiswa yanag bealajar di lembaga – lembaga pendidikan dalam pascasarjana di mana tamat dari sini telah siap sebagai supervisor atau paling tidak sudah terlatih.[2]
a)  Sumber – sumber calon – calon  supervisor
     Calon – calon supervisor diterima melalui proses seleksi. Mula – mula criteria penerimaan ditentukan seperti batas umur, pendidikan minimum , kepribadian , kepemimpinan , kemampuan umum , keterampilan dan pengalaman. Menurut informasi yang bersumber dari   Pusat Pendidikan mengatakan bahwa para supervisor lazimnya diambil dari kepala sekolah yang sudahberpengalaman . Salah satu sumber calon supervisor pendidikan di luar pelaksanaan pendidikan itu sendiri iatu ialah tamatan perguruan tinggi jurusan Administrasi Pendidikan.
b)  Bentuk Pendidikan Supervisor
     Memilih salah satu sumber sumber supervisor atau gabungan darinya akan memberikankonsekwensi bentuk pendidikan supervisor yang berbeda. Ada tiga pola pembinaan atau pendidikan supervisor :
1.  Preservice  ( pendidikan formal ), pendidikan formal dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu untuk membenuk calon – calon supervisor.
2.  Inservice ( penataran ), penataran diberikan kepada calon supervisor yang sudah diterima atau yang sudah supervisor yang bertugas untuk memantapkan dan untuk meningkatkan profesinya.
3.  On the job training ( pendidikan dalam pekerjaan ), usaha meningkatkan profesi para supervisor denagn latihan – latihan pada waktu dan tempat mereka melakukan tugas[3]
C.   POSISI SUPERVISOR
     Jabatan supervisor menempati posisi tertentu disekolah. Posisi itu berada di antara posisi jabatan lain seperti kepala sekolah, ketua kurikulum, kepal laboratorium dan sebagainya. Ada lima posisi supervisor yaitu sebagi kunci, sebagai orang – orang ditengah – tengah, sebagai operator, dan sebagi spesialis antar hubungan. Sebagai orang kunci, supervisor memegang peran penting dalam mensukseskan pelaksanaan pendidikan. Sebab ia akan menjadi perantara antara pemimpin pendidikan dengan operator atau guru – guru dan personalia lainnya. Fsilitas pendidikan dan informasi dari atas kebawah atau sebaliknya dengan baik berkatkemampuan supervisor. Dia akn menjadi pelayanan pendidikan.[4]
     Supervisor pada saat ini di Indonesia  adalah pertama, supervisor dari kantor Dep. Pendidikan Profinsi dan kantor  Dep. Pndidikan kecamatan masing – masing. Kedua, para kepala sekolah untuk sekolanya masing – masing. Tapi secara universal yang terdapat dalam keputusan bukan hanya kedua tersebut karena itu belum mampu merelalisasikannya, maka disi ada 5 supervisor selain yang di atas yaitu :
1.  Para kepala pembantu unit kurikulum, seperti kepala perpustakaan, kepal laboratorium, ketua pengadaan media dan sebagainya
2.  Para Pembina atau coordinator bidang studi
3.  Supervisor personalia yang diindonesia belum mampu mengadakannya
4.  Orang – orang sumber baik departemen lain ataupun warga masyrakat yang ahli
D.   PERANAN DAN SIKAF SUPERVISOR
Seorang supervisor dapat dilihaT tugas yang dikerjakannya. Suatu tugas yang dilaksanakan member status dan fungsi pada seseorang.  Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor Nampak dengan jelas peranannya. Sesuai  dengan penagertian dari dari supervise itu sendiri, maka peran supervisor sangat penting.[5]
            Adapun peran supervisor yaitu :
Pertama, member support (supporting )
Kedua, membantu ( assisting ) dan
Ketiga, mengikut sertakan ( sharing )
            Pearanan seorang supervisor ialah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru – guru merasa aman dan bebas, dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Suasana yang demikian dapat terjadi bila kepemimpinan supervisor memiliki sikaf demokratis bukan otokratis.
Kebanyakan guru seolah – olah mangalami kelumpuhan tanpa insiatif dan daya kreatif karena supervisor dalam meletakkan interaksi dan interelasi, yang bersifat mematikan kemungkinan – kemungkinan perkembangan ini.
            Brings mengemukakan empat jenis supervisi dilihat dari sikap seorang supervisor:[6]
1)  Bersifat kopertif ( Corrective supervision )
     Di sini sikaf seorang supervisor mengkoreksi. Menurut pendapat brings, memang sangat mudah untuk mengoreksi kesalahan  - kesalahan oranglain, tetapi lebih sulit lagi melihat segi – seg positive dalalam hubungan dengan hal – hal yang baik. Inilah cirri yang harus dirubah. Sesuatu kekurangan harus diartikan penemuan suatu usaha. Bertolak dengan pendirian ini, maka jelaslah bahwa pekerjjaaan supervisor hanya mencari kesalahan suatu permulaan usaha yang tidak berhasil. Kesalahan – kesalahan umum sering terdapat dalam setiap pekerjaan, misalnya kesalahan ucapan, keliru berbicara membuat nama seorang murid sebelum memjukan suatu pertnyaan , salah penggunaan istilah, sikap masa bodoh dan lain – lain.
     Sebagai supervisor perlu menyadari bahwa mencari kesalahan orang lain sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervisi it sendiri. Perbuatan ini akan menimbulkan baik guru  baik supervisor akan merasa tidak puas. Selain itu guru tidsk mersa berubah dan bertumbuh malahan ia akan bersikap  menentaang atau acuh tak acuh. Juga tidak ada perbaikan baik dalm aktifitas maupun tujuan yang akan dicapai. Ini bukan berarti supervise yang mengkoreksi tidak diperlukan atau penting teapi persoalannya yang penting supervisor ialah bagaiman sebuah persoalan dapat menempatkan pada tempatnya yang sebenarnaya dalam seluruh proses pendidikan . Maka supervisor berkewajiban membantu guru- gur agar selanjutnya dapat menyusun rencan dan tata kerja yang konstruktif menuju pertumbuhan jabatan yang lebih baik.
2)  Bersifat Preventif
     Atas pengalamnnya dimkelas dan observasi terhadap pekerjaan guru, maka supervisor dapat mengemukakan kesulitan- kesuliatan tertentu yang pernah dihadapi guru – guru. Kesulitan – kesuliatan itu merupakan factor sesungguhnya yang dialami setiap guru atau staf. Sebab kesulitan – kesulitan itu mungkin oleh kelemahan guru atau factor – factor yang mempengaruhi dimana mereka berada, atau dalam cara kerja yang sukar diatasi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini supervisor bertugas untuk mengembangkan kesultan – kesuliatan yang mungkin yang akn dihadap guru pada mas depan. Gunanya untuk memperkecil sedapat mungkin terjadi dan sekaligus menolong guru mempersiapkan diri bila mereka menghadapi kesulitan.
     Di sini superpisor mempunyai pandangan yang dapat memandangan masa depan, ia dapat menyusun rencana kerja yang sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan. Penyusunan ininsebaiknya sebaiknya bersama – sama dengan guru supaya mereka meras ikut sertakan. Beberapa usaha positif yang dapat diberikan kepada guru – guru untuk nambah pengalaman sekaligus mencegah kemungkinan kesalahan.
     Preventive Supervisor wajib menolong seorang guru untuk menjaga kesetiaan dalam dirinya sendiri, keberanian, kemampuan untuk bertumbuh sebab guru patut mersa bahwa supervisornya telah melihat hasilnya  dan percaya pada guru – guru tersebut sanggup melanjutkan tugas – tugasnya secara baik. Dengn demikian mereka siap untuk menghadapi situasi baru danlebih optimis melihat masa depan berdasarkan tugas yang yang diterimanya dan lebih member harapan di dalam pertumbuhannya.
3)  Bersifat Konstruktip
     Supervisor bersifat membangun terhadap keberhasilan proses pendidikan. Permulaan yang baik bagi supervisor ialah ia sendiri meninjau segala maslah dari segi pendidikan . Pendidikan mempunyai arah dan tujuan. Baik supervisor maupun guru – guru wajib memandang masa depan lebih banyak dari pada masa lampau. Prosedur yang sehat ialah mengembangkan pertumbuhan lebih banyak  dari pada meemindahkan kesalahan. Constructive supervisor lebih menggantikan praktek – praktek mencari kesalahan yang tak berguna bagi usaha – usaha membangun yang lebih baik.
     Tidak ada guru yang tidak mempunayi kesalahan . Dari kesalahan – kesalahan inilah mereka dapat mem pearbaiki dan memperoleh kecakpan dan kesanggupan. Supervisor yang bijaksana, bila mana ia mencoba mengajak guru – guru untuk mengarahkan pandangan mereka pada:’” Apakah sebenarnya mengajar yang baik itu? “ Ia dapat mengaktifkan guru – gur member tahu dan membawa  mereka bertumbuh dengan melalui kompesi yang wajar sehingga mereka melihat tujuan –tujuanyang posotif yang nyata.
4)  Bersifat Kreatip
   Perbedaan antara supervise yang kreatif dengan supervise konstruktif hanya terletak pada aksentuasinya yaitu kebebasan yang lebih besar. Kebebasan menghasilkan suatu ide. Pada Cretive supervisionlebih ditekan pada kebebasan agar guru – guru dengan kemampuannya berfikir dapat mencapai hasil dengan baik efektif. Dalam hubungan degan kebebasan , Cubberley pernah menulis bahwa tujuan utama dari semua superavisi dalam kelas adlah memberikan kebebasan guru – guru , kebebasab terhadap prosedur – prosedur yang pasti dan kaku, perintah – perintah yang tertekan dan memperkembangkan sejauh mungkin agar guru – guru menjdi seoarang yang kritis dan kreatip. Kita sekarang terlalu banyak memberikan nesehat , larangan memang tipa guru dapat belajar dari contoh dan nasehat tapi pada saat tertentu ia sendri harus menunjukkan daya dan uasahnya sendiri contohnya dalam menggunakan metode dan cara mengajar di dalam lokal, mungkin dengan cara guru tersebut murid lebih berhasil.
   “Cretive Supervision” guru- guru diberi kebebasan dalam batas batas keterikatan untuk mengembangkan daya kreasi dan daya karya, sehingga tugas supervisor hanya member rangsang untuk menimbulkan daya kreatif guru – guru. Namun demikian harus depelihara kerjasama yang erat dan harmonis maka kerja sama dalam melaksanakan tugas harus selallu di pupuk maka akan tercapainya proses pengajaran yang baik.[7]
Mengenai keseluruhan evolusi peran supervisor bisa dirangkum dalam table berikut[8]
Masa
Peran
1850 – 1910
Inspeksi/Pengawasan
1910 – 1920
Supervisi Ilmiah
1920 – 1930
Supervi birokrasi
1930 – 1955
Supervisi kooperatif
1955 – 1965
Sebagai pengambagan kurikulum
1965 – 1970
Supervisi klinis
1970 – 1980
Supervisi sebagai manjemen
1980 sampai sekarang
Pengelolaan pengajaran

Demikianlah  , sehingga peran supervisor pada masa saat ini adalah membantu guru mengmbangkan kemampuannya mengelola pengajaran. Peran yang demikian ini sesuai sekali dengan konsep supervisi pengajaran yang dikemukakan oleh Glickman,Alfonso, Firth dan Neville sebagai man dikemukakan dimuka. Selanjutnya, Wile dan Bondi mendiskripsikan danganbidang khusus  kompetensi supervise yang merupan peran – peran supervisor dalam melakukan supervisi pengajaran. Dalam hal ini dapat dibagi menjadi delapan peran sebagai berikut :
1.    Supervisors are developers of people
2.    Supervisors are Curuculum developers
3.    Supervisors are instrusional specialis
4.    Supervisors are human relation workers
5.    Supervisors are staff developers
6.    Supervisors are administrators
7.    Supervisors are managers of chage
8.    Supervisors are evaluation
E.   KETERAMPILAN SUPERVISOR
Memerankan peran – peran supervisor pengajaran diperlukan keterampilan. Keterampiln dapat dipelajari dideskripsikan, dan keberadaanya bervariasi. Keterampilan ini diperlukan untuk melaksankan tugas – tugas atau peran – peran. Sebagi contohnya peran evaluator. Seorang supervisor harus menilai performansi guru. Dalam rangka memerankan peran atau melaksanakan tugas, seorang supervisor dituntut memiliki berbagi keterampilan dibidang penilaian performansi guru antara lain :
a)    penggunaan tekhnik  pengukuran,
b)    pengmpulan dan penginterpretasian data,
c)    keterampilan berkomunikasi dan
d)    menetapkan standar keberhasilan.
Menurut Katz dan Mann ada tiga hal yang harus dimiliki oleh supervisor pengajaran.
1.    Apa yang disebut dengan istilah keterampilan teknis ( technik skill). Keterampilan ini berkenaan dengan pengentahuan khusu yang diperlukan untuk memformasikan fungsi- fungsi pkok atau tugas- tugas yang berkenaan denga supervisor
2.    Apa yang disebut dengan istilah hubungan dengan kemanusiaan . keterampilan ini berkenaan dengan kemapuan supervisor bekerja sama dengan orang lain memotivasi mereka supay bersungguh- sungguh dalam bekerja.
3.    Apa yang disebut dengan keterampilan manajerial. Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan membuat keputusan dan melihat hubungan- hubungan penting dalam mencapai tujuan.
Keterampilan ini digunakan selam mendomenstrasikan supervise pengajaran. Menuerut ketiga teoritisi Alfonso, Firth dan Naville seorang supervisor dalam mengerjakan tugas – tugasnya memerluakan keterampila teknis (50 persen), keterampilan hubungan kemnusiaan ( 30 persen ) dan keterampilan manajerial ( 20 persen ).
Seorang supervisor harus memiliki keterampilan tekhnis yang cukup memadai, misalnya keterampilan mengopservasi kelas, ketrampilan menetapkan tujuan pengajaran, keterampila mendemonstrasikan pengajran, keteramilan mengembangkan prosedur penilaian.
Oval: H              ManjerialOval: Tt             Teknis                   Supervisor                                      Administrator

            Mengenai rincian setiap keterampilan yang diperluakn oleh seorang supervisor adalah sebagi berikut :[9]
1.    Keterampilan Teknis
a.  Menetapkan criteria penyeleksian sumber- sumber pengajaran
b.  Menggunakan system observasi kelas
c.  Menganlisis observasi kelas
d.  Menetapkan tjuan – tujuan pengajaran
e.  Mengklasifikasi temuan- temuan penelitian
f.   Menaganalisis latar pengajaran
g.  Mengelompokkan tujuan – tujuan pengajaran
h.  Mengembangkan sitem pengajaran
i.    Mengembangkan prosedur pengajaran
j.    Menganalisis tugas – tugas pengajaran
k.  Memondemontrasika keterampilan pengajaran
2.    Keterampilan Hubungan Kemanusiaan
a.              Merespons perbedaan individual
b.  Mendiagnosa kelebihan atau potensi individual
c.  Mengklasifikasi nilai
d.  Verifikasi persepsi
e.    Menentukan komitmen tujuan
f.   Memimpin diskusi
g.    Mendengar
h.  Berkonferensi
i.   Memimpin interaksi secara koperatif
j.    Memimpin interaksi assertif
k. Memecahka konflik
l.    Menstimulasi sikap kebersamaan
m.   Memberi contoh
3.    Keterampilan Manajerial
a.  Mengindentifikasi karakteristik anggota
b.  Mengukur kebutuhan guru
c.  Menetapkan Prioritas
d.  Menganalisis lingkungan pendidikan
e.  Menggunakan system perencanaan
f.   Mendesain alternative
g.  Memonitor atau mengontrol aktivitas

F.    TUGAS- TUGAS SUPERVISOR
Tugas - tugas dari supervisor iru sendiri yaitu:[10]
1.  Mengembangkan kurikulum
2.  Mengorganisasi pengajaran
3.  Menyiapkan staf pengajar
4.  Meyiapkan fasilitas belajar
5.  Menyiapkan bahan – bahan pelajaran
6.  Menyelenggarakan penataran – penataran guru
7.  Memberikan konsultasi dan membina anggota staf pengajar
8.  Mengkordinasi layanan terhadap para siswa
9.  Mengembangkan hubungan dengan masyarakat
10. Menilai pengajaran
11. Memberikan saran terhadap guru – guru
12. Mengembangkan kurikuluam[11]
G.   MACAM – MACAM KATEGORI SUPERVISOR
A. Kategori supervisor menurut tempat asalnya[12]
Supervisor bila ditinjau dari segi tempat asalnya bekerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu dari sekolah itu sendiri dan dari luar sekolah. Supervisor dari sekolah itu sendiri yaitu :
1.  Kepala sekolah atau derektur sekolah yang bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah itu agar berjalan dengan lancer dan apat memberikan hasil sesuai denagn target yang telah di tentuan.
2.  Wakil kepala sekolah atau asisten director sekolah yang bertugas membantu pekerjaan kepala sekolah dalam bidang supervise.
3.  Para ketua unit pembantu proses belajar mengajr yang bertugas yang menyiapkan fasilitas, memperkaya dan meningkatkan mutu fasilitas belajar, memberikan layananterhadap guru yang hendak memakainya, meningkatkan caramempergunakannya dengan cara memberikan pengarahan dan bimbingan kepada para guru, dan melaksanakan sanksi berupa hukuman atau memberikan insiatif bagi si pemakai.
4.  Para guru bidang studi yang sudah senior dalam arti kompetensinya, yang bertugas mengembangkan materi bidang studi masing – masing dan meningkatkan prestai para siswa dengan cara mengembangkan cara belajar yang lebih baik.
B. Kategori Supervisor menurut cara kerjanya
Para supervisor walaupun jabatannya sama, mereka mempunyai kebiasaan bekerja sendir – sendiri. Sehubungan dengan kebiasaan membimbing, Lucio mengkategorikan supervisor sebagai berikut :
1.  Supervisor otoriter, ialah supervisor yang hanya mengguankan pikirannaya sendiri dalam proses pembinaan guru. Ia tidak akan mau memberikan kesempatan kepada guru – guru untuk mengemukakan pendapat mereka.
2.  Supervisor yang menghayati, yaitu menghayati kepribadian guru yang dia bina. Menghayati hamper sama dengan empati ialah suatu usaha untuk memahami kepribadian dan suasan hati orang lain dengan cara berusaha menempatkan diri sendiri pada orang yang bersangkutan.
3.  Supervisor yang menekankan kerja kelompok, yaitu kepda hasil karya dan keputusan bersama yang bersifat empiris dalam menyelesaikan masalah.
4.  Supervisor yang menghargai keunikan individu, yaitu individu untuk setiap guru. Supervisor meyakini bahwa setiap guru mempunyai keunikan dan kompotensi yang berbeda – beda mak hal ini di layani oleh supervisor dengnan cara yang berbeda – beda pula.
5.  Supervisor yang berkiblat pada orang lain, yaitu kepada orang – orang pendidik yang terkenal atau berpengaruh. Supervisor ini hanya meniru cara – cara orang lain yang mendapatkan sukses.
C. Kategori Supervisor menurut Orientasinya, yaitu supervisor yang beriontasi pada pengembangan individu guru sebagai seorang professionalrofesi masing – maisng  perhatinnya kepada pengembangan individu guru.
H.   Kriteria Supervisor yang professional yaitu :[13]
1.  Bekerja sepenuhnya dalam jam – jam kerja
2.  Pilihan pekerjaan itu didasarkan pada motivasi yang kuat
3.  Memiliki perangkat pengetahuan, ilmu dan keterampilan khusu yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama.
4.  Membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan atau menangani klien
5.  Pekerjaan beriontasi kepada pelayanan, bukan untuk kepentingan pribadi
6.  Pelayanan itu didasarkan kepada kebutuhan objektif klien
7.  Memiliki otonomi untuk bertindak dalam menyesuaikan persoalan klian
8.  Menjadi anggota organisasi profesi, sesudah memenuhi persyaratan atau criteria tertentu
9.  Memiliki kekuatan dan status yang tinggi sebagai ekspert dalam spesialisasinya, dan
10. Keahlian tidak boleh diadvertensikan untuk mencari klien.
I.      Tnggung Jawab dan akuntabilitas Supervisor
     Setiap pekerjaan embutuhkan tanggung jawab lebih – lebih untuk pekerjaan yang bersifat profesi hal itu merupakan syarat yang tidak dapat di abaikan. Menurut Marks ada lima jenis tanggung jawab supervisor yaitu :[14]
1.  Tanggung jawab terhadp diri sendiri
2.  Tanggug jawab terhadap para guru
3.  Tanggung jawab terhadap pola – pola sekolah
4.  Tanggung jawab terhadap anggota staf
5.  Tanggungjawb terhadap badan badan pendidikan di atasnya.
Kucio juga menulis tentang jenis tanggung jawab supervisor secara umum ada 6 yaitu :
1.  Perencanaan
2.  Administrasi ( maksudnya dalam manajemen )
3.  Supervisi
4.  Pengembangan kurikulum
5.  Demonstrasi mengajar
6.  Riset
     Kesemua tanggung jaawab – tanggung jawab supervisor diatas kecuali nomor tiga yang menayngkut pembinaan guru, guru semuanya berhubungan dengan kurikulum.
                 Secara terperinci tanggung jawab supervisor dapat disebutkan sebagai berikut
1.  Mengorganisasi dan membina guru, yang mencakup :
a.  Memotivasi danmeningkatkan semangat bekerja
b.  Menegakkan kedisolinan dengan sanksi – sanksinya
c.  Memberi konsultasi, memimpin diskusi, dan membantu pemecahan masalah
d.  Memberi contoh perilaku yang telah ditentukan
e.  Ikut mengusahakan insiatif guru – guru
f.   Mengembangkan profesi guru lewat belajar kelompok
g.  Mengusahakan perpustakaan untuk guru – guru
h.  Memberi kesempatan kepada gur –guru mengarang bahan pelajarn sendiri sebagai buku tambahan
2.  Mempertahankan dan mengembangkan kurikulum yang berlaku, yang mencakup :
a.  Menciptakan dan mempertahankan kondisi dan iklim belajar mengajar yang sesuai
b.  Memberi pengarahan kepada guru – guru tentang cara mengelola kelas
c.  Mengkoordinsi staf belajar
d.  Membarikan informasi pendidikan yang baru
e.  Mengembangkan program belajar yang sesuai
f.   Mengembangkan materi pelajaran bersama- sama guru
g.  Mengembangkan model mengajar bersama – sama guru
h.  Mengembangkan alat – alat bantu belajar bersama guru – guru
i.    Memberi contoh – contoh model belajar mengajar
j.    Membantu menciptakan sekolah sebagi pusat kebudayaan untuk mengembangkan para siswa sebagai manusia seutuhnya
k.  Menilai dan membina ketatausahaan kelas dan sekolah pada umumnya
l.    Menilai pendidkan beserta hasilnya
3.  Meningkatkan pelaksanaan aktivitas penunjang kurikulum, yang mencakup:
a.  Melakukan penelitian pendidikan bersam guru – guru dan kepala sekolah
b.  Mengadakan hubungan dengan masyarakat bersama guru – guru dan kepala sekolah.
         Akuntabilitas supervisor lebih tinggi tarafnya dari pada tanggung jawab suoervisor. Akuntabilitas adalah peningkatan dari tanggung jawab. Bila tanggung jawab berarti kewajiban mengerjakan tugas – tugas yang diberikan, maka akuntabilitas berarti kewajiban membuat performan yang memuasakn atasan tenatang tugas – tugas itu. Berarti akuntabilitas tidak hany berhenti pada penyelesaian tugas – tugas tertentu ,bekerja asal salesai tetapi meningkat lebih jauh. Akuntabilitas meminta agar pekerjaan itu berakhir dengan hasil yang baik yang dapat memuaskan atasan yang member tugas itu dan pihak – pihak lain yang berkepentingan.














BAB III
KESIMPULAN
           Supervisor yang baik adalah sepervior yang mampu memainkan perannya sebagai supervisor dengan sebaik- baiknya.
Ada tiga hal yang harus dimiliki oleh supervisor pengajaran.
1.  Apa yang disebut dengan istilah keterampilan teknis ( technik skill). Keterampilan ini berkenaan dengan pengentahuan khusu yang diperlukan untuk memformasikan fungsi- fungsi pkok atau tugas- tugas yang berkenaan denga supervisor
2.  Apa yang disebut dengan istilah hubungan dengan kemanusiaan . keterampilan ini berkenaan dengan kemapuan supervisor bekerja sama dengan orang lain memotivasi mereka supay bersungguh- sungguh dalam bekerja.
3.  Apa yang disebut dengan keterampilan manajerial. Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan membuat keputusan dan melihat hubungan- hubungan penting dalam mencapai tujuan.
Macam – Macam Kategori Supervisor :
a.  Kategori supervisor menurut tempat asalnya
b.  Kategori Supervisor menurut cara kerjanya
a.  Kategori Supervisor menurut Orientasinya, yaitu supervisor yang beriontasi pada pengembangan individu guru sebagai seorang professionalrofesi masing – maisng.
Dengan demikian kompetensi supervisor ialah suatu kemampuan yang ada padanya untuk melaksanakan administrasi supervise secara baik dan efisien sehingga mencapai tujuan sesuai deangn yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1992
Bafadal, Ibrahim. Supervisi Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1992
Frans, Mataheru dan Piet. A. Sahertian. Prinsip dan Tekhnik Supevisi Pendidikan,Malang: IKIP Malang, 1982
Pdarta, Made. Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta, Rineka Cipta, 2009
Purwanto, M.Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya,2008




[1] Ibrahim Bafadal. Supervisi Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, hlm.14
[2] Made Pdarta. Supervisi Pendidikan Kontekstual, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, Hlm.29.
[3] Made Pidarta. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, Hlm. 48.
[4] Ibid., hlm. 49.
[5] Piet. A. Sahertian dan Frans Mataheru. Prinsip dan Tekhnik Supervisi Pendidikan, Fakultas IKIP negeri Malang, Malang, 1979, Hlm 31.
[6] Ibid., hlm 32.
[7] Ibid., hlm 36.
[8] Ibrahim Bfadal, Ibid., 15.
[9] Ibid., hlm. 18
[10] Made Pidarta, Ibid., hlm 56
[11] M.Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008, Hlm. 130.
[12] Made Pidarta, Ibid., hlm 80.
[13] Made Pidarta, Ibid., hlm 92.
[14] Ibid., 102

Tidak ada komentar:

Posting Komentar