BAB I
PENDAHULUAN
Supervisi pendidikan saebagai suatu
proses pembimbingan personalia yang menangani proses belajar mengajar mengandun
beberapa aspek. Aspek – aspek tersebut ialah pengadan personalia, organisasi,
pengembangan profesi atau pembinaan, pelaksanaan dan evaluasi. Masing – masing
dari kelima itu mempunyai cirri
tersendiri dengan segala keunggulan dan kelemahannya. Maka disini sangat
diperlukan supervisor untuk menangani itu semua dengan kemungkinan hasil lebih
mantap dan menggunakan waktu dengan sebaik – baiknya.
BAB II
SUPERVISOR
A. Pengertian Supervisor
Supervisor
adalah seseorang yang bekerja sebagai insperktur atau pengawas.
Supervisor
yang baik adalah sepervior yang mampu memainkan perannya sebagai supervisor
dengan sebaik- baiknya. Menurt Wils dan Bondi peran supervisor menganlami
evolusi selama 135 tahun. Wiles dan bondi menegaskan bahwa pada pertengahan
abad 18 sampai dengan abad 19 , supervis pendidikan hanyalah inpeksi. Pada tiga
tahun pertma dari abad 20 pendidikan di Amerika bnyak diperngaruhi oleh model-
model mangemen industry yang disebut menagemen ilmiah. Pada saat ini pro
mangemen lebih ditekan pada hubungan kemanusiaan. Gerakan ini juga mempengaruhi
supervise pengajaran,maka pada saat ini yang berlaku adalah supervise
kooperatif. Selanjutnya pada tahun 1955 ,supervise adalah pengembangan
pengembangan kurikulum, sehingga peran supervisor pada saat ini adalah terfokus
pada pengembangan kurikulum sebagi keseluruhan pengalaman belajar. Akhirnya
pada pada tahun 1980-an sampai sekarang program supervisi lebih ditakankan pada
pengelolaan pengajaran. Di sini peran supervisor adalah membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola pengajaran
B.
POLA
– POLA YANG DIBUTUHKAN SEORANG YANG AKAN SUPERVISOR
Calon supervisor adalah calon mahasiswa
yanag bealajar di lembaga – lembaga pendidikan dalam pascasarjana di mana tamat
dari sini telah siap sebagai supervisor atau paling tidak sudah terlatih.
a) Sumber – sumber calon – calon supervisor
Calon – calon supervisor diterima melalui
proses seleksi. Mula – mula criteria penerimaan ditentukan seperti batas umur,
pendidikan minimum , kepribadian , kepemimpinan , kemampuan umum , keterampilan
dan pengalaman. Menurut informasi yang bersumber dari Pusat
Pendidikan mengatakan bahwa para supervisor lazimnya diambil dari kepala
sekolah yang sudahberpengalaman . Salah satu sumber calon supervisor pendidikan
di luar pelaksanaan pendidikan itu sendiri iatu ialah tamatan perguruan tinggi
jurusan Administrasi Pendidikan.
b) Bentuk Pendidikan Supervisor
Memilih salah satu sumber sumber supervisor
atau gabungan darinya akan memberikankonsekwensi bentuk pendidikan supervisor
yang berbeda. Ada tiga pola pembinaan atau pendidikan supervisor :
1. Preservice
( pendidikan formal ), pendidikan formal dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu untuk membenuk calon – calon supervisor.
2. Inservice ( penataran ), penataran diberikan
kepada calon supervisor yang sudah diterima atau yang sudah supervisor yang
bertugas untuk memantapkan dan untuk meningkatkan profesinya.
3. On the job training ( pendidikan dalam
pekerjaan ), usaha meningkatkan profesi para supervisor denagn latihan –
latihan pada waktu dan tempat mereka melakukan tugas
C.
POSISI
SUPERVISOR
Jabatan supervisor menempati posisi
tertentu disekolah. Posisi itu berada di antara posisi jabatan lain seperti
kepala sekolah, ketua kurikulum, kepal laboratorium dan sebagainya. Ada lima
posisi supervisor yaitu sebagi kunci, sebagai orang – orang ditengah – tengah,
sebagai operator, dan sebagi spesialis antar hubungan. Sebagai orang kunci,
supervisor memegang peran penting dalam mensukseskan pelaksanaan pendidikan.
Sebab ia akan menjadi perantara antara pemimpin pendidikan dengan operator atau
guru – guru dan personalia lainnya. Fsilitas pendidikan dan informasi dari atas
kebawah atau sebaliknya dengan baik berkatkemampuan supervisor. Dia akn menjadi
pelayanan pendidikan.
Supervisor pada saat ini di Indonesia adalah pertama, supervisor dari kantor Dep.
Pendidikan Profinsi dan kantor Dep.
Pndidikan kecamatan masing – masing. Kedua, para kepala sekolah untuk sekolanya
masing – masing. Tapi secara universal yang terdapat dalam keputusan bukan
hanya kedua tersebut karena itu belum mampu merelalisasikannya, maka disi ada 5
supervisor selain yang di atas yaitu :
1. Para kepala pembantu unit kurikulum, seperti
kepala perpustakaan, kepal laboratorium, ketua pengadaan media dan sebagainya
2. Para Pembina atau coordinator bidang studi
3. Supervisor personalia yang diindonesia belum
mampu mengadakannya
4. Orang – orang sumber baik departemen lain
ataupun warga masyrakat yang ahli
D.
PERANAN
DAN SIKAF SUPERVISOR
Seorang
supervisor dapat dilihaT tugas yang dikerjakannya. Suatu tugas yang
dilaksanakan member status dan fungsi pada seseorang. Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi
sebagai supervisor Nampak dengan jelas peranannya. Sesuai dengan penagertian dari dari supervise itu
sendiri, maka peran supervisor sangat penting.
Adapun peran supervisor yaitu :
Pertama, member
support (supporting )
Kedua,
membantu ( assisting ) dan
Ketiga,
mengikut sertakan ( sharing )
Pearanan seorang supervisor ialah
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru – guru merasa aman dan bebas,
dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab.
Suasana yang demikian dapat terjadi bila kepemimpinan supervisor memiliki sikaf
demokratis bukan otokratis.
Kebanyakan
guru seolah – olah mangalami kelumpuhan tanpa insiatif dan daya kreatif karena
supervisor dalam meletakkan interaksi dan interelasi, yang bersifat mematikan
kemungkinan – kemungkinan perkembangan ini.
Brings mengemukakan empat jenis
supervisi dilihat dari sikap seorang supervisor:
1) Bersifat kopertif ( Corrective supervision )
Di sini sikaf seorang supervisor
mengkoreksi. Menurut pendapat brings, memang sangat mudah untuk mengoreksi
kesalahan - kesalahan oranglain, tetapi
lebih sulit lagi melihat segi – seg positive dalalam hubungan dengan hal – hal
yang baik. Inilah cirri yang harus dirubah. Sesuatu kekurangan harus diartikan
penemuan suatu usaha. Bertolak dengan pendirian ini, maka jelaslah bahwa
pekerjjaaan supervisor hanya mencari kesalahan suatu permulaan usaha yang tidak
berhasil. Kesalahan – kesalahan umum sering terdapat dalam setiap pekerjaan,
misalnya kesalahan ucapan, keliru berbicara membuat nama seorang murid sebelum
memjukan suatu pertnyaan , salah penggunaan istilah, sikap masa bodoh dan lain
– lain.
Sebagai supervisor perlu menyadari bahwa
mencari kesalahan orang lain sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan
supervisi it sendiri. Perbuatan ini akan menimbulkan baik guru baik supervisor akan merasa tidak puas.
Selain itu guru tidsk mersa berubah dan bertumbuh malahan ia akan bersikap menentaang atau acuh tak acuh. Juga tidak ada
perbaikan baik dalm aktifitas maupun tujuan yang akan dicapai. Ini bukan
berarti supervise yang mengkoreksi tidak diperlukan atau penting teapi
persoalannya yang penting supervisor ialah bagaiman sebuah persoalan dapat
menempatkan pada tempatnya yang sebenarnaya dalam seluruh proses pendidikan .
Maka supervisor berkewajiban membantu guru- gur agar selanjutnya dapat menyusun
rencan dan tata kerja yang konstruktif menuju pertumbuhan jabatan yang lebih
baik.
2) Bersifat Preventif
Atas pengalamnnya dimkelas dan observasi
terhadap pekerjaan guru, maka supervisor dapat mengemukakan kesulitan-
kesuliatan tertentu yang pernah dihadapi guru – guru. Kesulitan – kesuliatan
itu merupakan factor sesungguhnya yang dialami setiap guru atau staf. Sebab
kesulitan – kesulitan itu mungkin oleh kelemahan guru atau factor – factor yang
mempengaruhi dimana mereka berada, atau dalam cara kerja yang sukar diatasi dan
tidak dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini supervisor bertugas untuk
mengembangkan kesultan – kesuliatan yang mungkin yang akn dihadap guru pada mas
depan. Gunanya untuk memperkecil sedapat mungkin terjadi dan sekaligus menolong
guru mempersiapkan diri bila mereka menghadapi kesulitan.
Di sini superpisor mempunyai pandangan yang
dapat memandangan masa depan, ia dapat menyusun rencana kerja yang sistematis
dan dapat dipertanggung jawabkan. Penyusunan ininsebaiknya sebaiknya bersama –
sama dengan guru supaya mereka meras ikut sertakan. Beberapa usaha positif yang
dapat diberikan kepada guru – guru untuk nambah pengalaman sekaligus mencegah
kemungkinan kesalahan.
Preventive Supervisor wajib menolong
seorang guru untuk menjaga kesetiaan dalam dirinya sendiri, keberanian,
kemampuan untuk bertumbuh sebab guru patut mersa bahwa supervisornya telah
melihat hasilnya dan percaya pada guru –
guru tersebut sanggup melanjutkan tugas – tugasnya secara baik. Dengn demikian
mereka siap untuk menghadapi situasi baru danlebih optimis melihat masa depan
berdasarkan tugas yang yang diterimanya dan lebih member harapan di dalam
pertumbuhannya.
3) Bersifat Konstruktip
Supervisor bersifat membangun terhadap
keberhasilan proses pendidikan. Permulaan yang baik bagi supervisor ialah ia
sendiri meninjau segala maslah dari segi pendidikan . Pendidikan mempunyai arah
dan tujuan. Baik supervisor maupun guru – guru wajib memandang masa depan lebih
banyak dari pada masa lampau. Prosedur yang sehat ialah mengembangkan
pertumbuhan lebih banyak dari pada
meemindahkan kesalahan. Constructive supervisor lebih menggantikan praktek –
praktek mencari kesalahan yang tak berguna bagi usaha – usaha membangun yang
lebih baik.
Tidak ada guru yang tidak mempunayi
kesalahan . Dari kesalahan – kesalahan inilah mereka dapat mem pearbaiki dan
memperoleh kecakpan dan kesanggupan. Supervisor yang bijaksana, bila mana ia
mencoba mengajak guru – guru untuk mengarahkan pandangan mereka pada:’” Apakah
sebenarnya mengajar yang baik itu? “ Ia dapat mengaktifkan guru – gur member
tahu dan membawa mereka bertumbuh dengan
melalui kompesi yang wajar sehingga mereka melihat tujuan –tujuanyang posotif yang
nyata.
4) Bersifat Kreatip
Perbedaan antara supervise yang kreatif
dengan supervise konstruktif hanya terletak pada aksentuasinya yaitu kebebasan
yang lebih besar. Kebebasan menghasilkan suatu ide. Pada Cretive
supervisionlebih ditekan pada kebebasan agar guru – guru dengan kemampuannya
berfikir dapat mencapai hasil dengan baik efektif. Dalam hubungan degan
kebebasan , Cubberley pernah menulis bahwa tujuan utama dari semua superavisi
dalam kelas adlah memberikan kebebasan guru – guru , kebebasab terhadap
prosedur – prosedur yang pasti dan kaku, perintah – perintah yang tertekan dan
memperkembangkan sejauh mungkin agar guru – guru menjdi seoarang yang kritis
dan kreatip. Kita sekarang terlalu banyak memberikan nesehat , larangan memang
tipa guru dapat belajar dari contoh dan nasehat tapi pada saat tertentu ia
sendri harus menunjukkan daya dan uasahnya sendiri contohnya dalam menggunakan
metode dan cara mengajar di dalam lokal, mungkin dengan cara guru tersebut
murid lebih berhasil.
“Cretive Supervision” guru- guru diberi
kebebasan dalam batas batas keterikatan untuk mengembangkan daya kreasi dan
daya karya, sehingga tugas supervisor hanya member rangsang untuk menimbulkan
daya kreatif guru – guru. Namun demikian harus depelihara kerjasama yang erat
dan harmonis maka kerja sama dalam melaksanakan tugas harus selallu di pupuk
maka akan tercapainya proses pengajaran yang baik.
Mengenai
keseluruhan evolusi peran supervisor bisa dirangkum dalam table berikut
Masa
|
Peran
|
1850 – 1910
|
Inspeksi/Pengawasan
|
1910 – 1920
|
Supervisi Ilmiah
|
1920 – 1930
|
Supervi birokrasi
|
1930 – 1955
|
Supervisi kooperatif
|
1955 – 1965
|
Sebagai pengambagan
kurikulum
|
1965 – 1970
|
Supervisi klinis
|
1970 – 1980
|
Supervisi sebagai manjemen
|
1980 sampai sekarang
|
Pengelolaan pengajaran
|
Demikianlah , sehingga peran supervisor pada masa saat
ini adalah membantu guru mengmbangkan kemampuannya mengelola pengajaran. Peran
yang demikian ini sesuai sekali dengan konsep supervisi pengajaran yang
dikemukakan oleh Glickman,Alfonso, Firth dan Neville sebagai man dikemukakan
dimuka. Selanjutnya, Wile dan Bondi mendiskripsikan danganbidang khusus kompetensi supervise yang merupan peran –
peran supervisor dalam melakukan supervisi pengajaran. Dalam hal ini dapat
dibagi menjadi delapan peran sebagai berikut :
1. Supervisors are developers of people
2. Supervisors are Curuculum developers
3. Supervisors are instrusional specialis
4. Supervisors are human relation workers
5. Supervisors are staff developers
6. Supervisors are administrators
7. Supervisors are managers of chage
8. Supervisors are evaluation
E. KETERAMPILAN SUPERVISOR
Memerankan
peran – peran supervisor pengajaran diperlukan keterampilan. Keterampiln dapat
dipelajari dideskripsikan, dan keberadaanya bervariasi. Keterampilan ini
diperlukan untuk melaksankan tugas – tugas atau peran – peran. Sebagi contohnya
peran evaluator. Seorang supervisor harus menilai performansi guru. Dalam
rangka memerankan peran atau melaksanakan tugas, seorang supervisor dituntut
memiliki berbagi keterampilan dibidang penilaian performansi guru antara lain :
a) penggunaan tekhnik pengukuran,
b) pengmpulan dan penginterpretasian data,
c) keterampilan berkomunikasi dan
d) menetapkan standar keberhasilan.
Menurut
Katz dan Mann ada tiga hal yang harus dimiliki oleh supervisor pengajaran.
1. Apa yang disebut dengan istilah keterampilan
teknis ( technik skill). Keterampilan ini berkenaan dengan pengentahuan khusu
yang diperlukan untuk memformasikan fungsi- fungsi pkok atau tugas- tugas yang
berkenaan denga supervisor
2. Apa yang disebut dengan istilah hubungan
dengan kemanusiaan . keterampilan ini berkenaan dengan kemapuan supervisor
bekerja sama dengan orang lain memotivasi mereka supay bersungguh- sungguh
dalam bekerja.
3. Apa yang disebut dengan keterampilan
manajerial. Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan membuat keputusan dan
melihat hubungan- hubungan penting dalam mencapai tujuan.
Keterampilan
ini digunakan selam mendomenstrasikan supervise pengajaran. Menuerut ketiga
teoritisi Alfonso, Firth dan Naville seorang supervisor dalam mengerjakan tugas
– tugasnya memerluakan keterampila teknis (50 persen), keterampilan hubungan
kemnusiaan ( 30 persen ) dan keterampilan manajerial ( 20 persen ).
Seorang
supervisor harus memiliki keterampilan tekhnis yang cukup memadai, misalnya
keterampilan mengopservasi kelas, ketrampilan menetapkan tujuan pengajaran,
keterampila mendemonstrasikan pengajran, keteramilan mengembangkan prosedur
penilaian.
Mengenai rincian setiap keterampilan
yang diperluakn oleh seorang supervisor adalah sebagi berikut :
1. Keterampilan Teknis
a. Menetapkan criteria penyeleksian sumber-
sumber pengajaran
b. Menggunakan system observasi kelas
c. Menganlisis observasi kelas
d. Menetapkan tjuan – tujuan pengajaran
e. Mengklasifikasi temuan- temuan penelitian
f. Menaganalisis latar pengajaran
g. Mengelompokkan tujuan – tujuan pengajaran
h. Mengembangkan sitem pengajaran
i. Mengembangkan prosedur pengajaran
j. Menganalisis tugas – tugas pengajaran
k. Memondemontrasika keterampilan pengajaran
2. Keterampilan Hubungan Kemanusiaan
a.
Merespons perbedaan individual
b. Mendiagnosa kelebihan atau potensi individual
c.
Mengklasifikasi nilai
d. Verifikasi persepsi
e. Menentukan komitmen tujuan
f. Memimpin diskusi
g. Mendengar
h. Berkonferensi
i. Memimpin interaksi secara koperatif
j. Memimpin interaksi assertif
k. Memecahka konflik
l. Menstimulasi sikap kebersamaan
m. Memberi
contoh
3. Keterampilan Manajerial
a. Mengindentifikasi karakteristik anggota
b. Mengukur kebutuhan guru
c. Menetapkan Prioritas
d. Menganalisis lingkungan pendidikan
e. Menggunakan system perencanaan
f. Mendesain alternative
g. Memonitor atau mengontrol aktivitas
F.
TUGAS-
TUGAS SUPERVISOR
Tugas
- tugas dari supervisor iru sendiri yaitu:
1. Mengembangkan kurikulum
2. Mengorganisasi pengajaran
3. Menyiapkan staf pengajar
4. Meyiapkan fasilitas belajar
5. Menyiapkan bahan – bahan pelajaran
6. Menyelenggarakan penataran – penataran guru
7. Memberikan konsultasi dan membina anggota
staf pengajar
8. Mengkordinasi layanan terhadap para siswa
9. Mengembangkan hubungan dengan masyarakat
10. Menilai pengajaran
11. Memberikan saran terhadap guru – guru
12. Mengembangkan kurikuluam
G.
MACAM
– MACAM KATEGORI SUPERVISOR
A. Kategori supervisor menurut tempat asalnya
Supervisor
bila ditinjau dari segi tempat asalnya bekerja dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu dari sekolah itu sendiri dan dari luar sekolah. Supervisor dari sekolah
itu sendiri yaitu :
1. Kepala sekolah atau derektur sekolah yang
bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah itu agar
berjalan dengan lancer dan apat memberikan hasil sesuai denagn target yang
telah di tentuan.
2. Wakil kepala sekolah atau asisten director
sekolah yang bertugas membantu pekerjaan kepala sekolah dalam bidang supervise.
3. Para ketua unit pembantu proses belajar
mengajr yang bertugas yang menyiapkan fasilitas, memperkaya dan meningkatkan
mutu fasilitas belajar, memberikan layananterhadap guru yang hendak memakainya,
meningkatkan caramempergunakannya dengan cara memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada para guru, dan melaksanakan sanksi berupa hukuman atau
memberikan insiatif bagi si pemakai.
4. Para guru bidang studi yang sudah senior
dalam arti kompetensinya, yang bertugas mengembangkan materi bidang studi
masing – masing dan meningkatkan prestai para siswa dengan cara mengembangkan
cara belajar yang lebih baik.
B. Kategori Supervisor menurut cara kerjanya
Para
supervisor walaupun jabatannya sama, mereka mempunyai kebiasaan bekerja sendir
– sendiri. Sehubungan dengan kebiasaan membimbing, Lucio mengkategorikan supervisor
sebagai berikut :
1. Supervisor otoriter, ialah supervisor yang
hanya mengguankan pikirannaya sendiri dalam proses pembinaan guru. Ia tidak
akan mau memberikan kesempatan kepada guru – guru untuk mengemukakan pendapat
mereka.
2. Supervisor yang menghayati, yaitu menghayati
kepribadian guru yang dia bina. Menghayati hamper sama dengan empati ialah
suatu usaha untuk memahami kepribadian dan suasan hati orang lain dengan cara
berusaha menempatkan diri sendiri pada orang yang bersangkutan.
3. Supervisor yang menekankan kerja kelompok,
yaitu kepda hasil karya dan keputusan bersama yang bersifat empiris dalam
menyelesaikan masalah.
4. Supervisor yang menghargai keunikan individu,
yaitu individu untuk setiap guru. Supervisor meyakini bahwa setiap guru
mempunyai keunikan dan kompotensi yang berbeda – beda mak hal ini di layani
oleh supervisor dengnan cara yang berbeda – beda pula.
5. Supervisor yang berkiblat pada orang lain,
yaitu kepada orang – orang pendidik yang terkenal atau berpengaruh. Supervisor
ini hanya meniru cara – cara orang lain yang mendapatkan sukses.
C. Kategori Supervisor menurut Orientasinya,
yaitu supervisor yang beriontasi pada pengembangan individu guru sebagai
seorang professionalrofesi masing – maisng perhatinnya kepada pengembangan individu guru.
H.
Kriteria
Supervisor yang professional yaitu :
1. Bekerja sepenuhnya dalam jam – jam kerja
2. Pilihan pekerjaan itu didasarkan pada
motivasi yang kuat
3. Memiliki perangkat pengetahuan, ilmu dan
keterampilan khusu yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama.
4. Membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaan atau menangani klien
5. Pekerjaan beriontasi kepada pelayanan, bukan
untuk kepentingan pribadi
6. Pelayanan itu didasarkan kepada kebutuhan
objektif klien
7. Memiliki otonomi untuk bertindak dalam
menyesuaikan persoalan klian
8. Menjadi anggota organisasi profesi, sesudah
memenuhi persyaratan atau criteria tertentu
9. Memiliki kekuatan dan status yang tinggi
sebagai ekspert dalam spesialisasinya, dan
10. Keahlian tidak boleh diadvertensikan untuk
mencari klien.
I.
Tnggung
Jawab dan akuntabilitas Supervisor
Setiap pekerjaan embutuhkan tanggung jawab
lebih – lebih untuk pekerjaan yang bersifat profesi hal itu merupakan syarat
yang tidak dapat di abaikan. Menurut Marks ada lima jenis tanggung jawab
supervisor yaitu :
1. Tanggung jawab terhadp diri sendiri
2. Tanggug jawab terhadap para guru
3. Tanggung jawab terhadap pola – pola sekolah
4. Tanggung jawab terhadap anggota staf
5. Tanggungjawb terhadap badan badan pendidikan
di atasnya.
Kucio
juga menulis tentang jenis tanggung jawab supervisor secara umum ada 6 yaitu :
1. Perencanaan
2. Administrasi ( maksudnya dalam manajemen )
3. Supervisi
4. Pengembangan kurikulum
5. Demonstrasi mengajar
6. Riset
Kesemua tanggung jaawab – tanggung jawab
supervisor diatas kecuali nomor tiga yang menayngkut pembinaan guru, guru
semuanya berhubungan dengan kurikulum.
Secara terperinci tanggung
jawab supervisor dapat disebutkan sebagai berikut
1. Mengorganisasi dan membina guru, yang
mencakup :
a. Memotivasi danmeningkatkan semangat bekerja
b. Menegakkan kedisolinan dengan sanksi –
sanksinya
c. Memberi konsultasi, memimpin diskusi, dan
membantu pemecahan masalah
d. Memberi contoh perilaku yang telah ditentukan
e. Ikut mengusahakan insiatif guru – guru
f. Mengembangkan profesi guru lewat belajar
kelompok
g. Mengusahakan perpustakaan untuk guru – guru
h. Memberi kesempatan kepada gur –guru mengarang
bahan pelajarn sendiri sebagai buku tambahan
2. Mempertahankan dan mengembangkan kurikulum
yang berlaku, yang mencakup :
a. Menciptakan dan mempertahankan kondisi dan
iklim belajar mengajar yang sesuai
b. Memberi pengarahan kepada guru – guru tentang
cara mengelola kelas
c. Mengkoordinsi staf belajar
d. Membarikan informasi pendidikan yang baru
e. Mengembangkan program belajar yang sesuai
f. Mengembangkan materi pelajaran bersama- sama
guru
g. Mengembangkan model mengajar bersama – sama
guru
h. Mengembangkan alat – alat bantu belajar
bersama guru – guru
i. Memberi contoh – contoh model belajar
mengajar
j. Membantu menciptakan sekolah sebagi pusat
kebudayaan untuk mengembangkan para siswa sebagai manusia seutuhnya
k. Menilai dan membina ketatausahaan kelas dan
sekolah pada umumnya
l. Menilai pendidkan beserta hasilnya
3. Meningkatkan pelaksanaan aktivitas penunjang
kurikulum, yang mencakup:
a. Melakukan penelitian pendidikan bersam guru –
guru dan kepala sekolah
b. Mengadakan hubungan dengan masyarakat bersama
guru – guru dan kepala sekolah.
Akuntabilitas supervisor lebih tinggi
tarafnya dari pada tanggung jawab suoervisor. Akuntabilitas adalah peningkatan
dari tanggung jawab. Bila tanggung jawab berarti kewajiban mengerjakan tugas –
tugas yang diberikan, maka akuntabilitas berarti kewajiban membuat performan
yang memuasakn atasan tenatang tugas – tugas itu. Berarti akuntabilitas tidak
hany berhenti pada penyelesaian tugas – tugas tertentu ,bekerja asal salesai tetapi
meningkat lebih jauh. Akuntabilitas meminta agar pekerjaan itu berakhir dengan
hasil yang baik yang dapat memuaskan atasan yang member tugas itu dan pihak –
pihak lain yang berkepentingan.
BAB
III
KESIMPULAN
Supervisor yang baik adalah sepervior
yang mampu memainkan perannya sebagai supervisor dengan sebaik- baiknya.
Ada
tiga hal yang harus dimiliki oleh supervisor pengajaran.
1. Apa yang disebut dengan istilah keterampilan
teknis ( technik skill). Keterampilan ini berkenaan dengan pengentahuan khusu
yang diperlukan untuk memformasikan fungsi- fungsi pkok atau tugas- tugas yang
berkenaan denga supervisor
2. Apa yang disebut dengan istilah hubungan
dengan kemanusiaan . keterampilan ini berkenaan dengan kemapuan supervisor
bekerja sama dengan orang lain memotivasi mereka supay bersungguh- sungguh
dalam bekerja.
3. Apa yang disebut dengan keterampilan
manajerial. Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan membuat keputusan dan
melihat hubungan- hubungan penting dalam mencapai tujuan.
Macam
– Macam Kategori Supervisor :
a. Kategori supervisor menurut tempat asalnya
b. Kategori Supervisor menurut cara kerjanya
a. Kategori Supervisor menurut Orientasinya,
yaitu supervisor yang beriontasi pada pengembangan individu guru sebagai
seorang professionalrofesi masing – maisng.
Dengan
demikian kompetensi supervisor ialah suatu kemampuan yang ada padanya untuk
melaksanakan administrasi supervise secara baik dan efisien sehingga mencapai
tujuan sesuai deangn yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta,
Made. Pemikiran tentang Supervisi
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1992
Bafadal,
Ibrahim. Supervisi Pengajaran,
Jakarta: Bumi Aksara, 1992
Frans,
Mataheru dan Piet. A. Sahertian. Prinsip
dan Tekhnik Supevisi Pendidikan,Malang: IKIP Malang, 1982
Pdarta,
Made. Supervisi Pendidikan Kontekstual,
Jakarta, Rineka Cipta, 2009